Minggu, 24 November 2013

KEPUTUSAN TENTANG MERK


KEPUTUSAN TENTANG MERK
Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.

CONTOH KASUS :
            Pasar smartphone di Indonesia semakin luas karena pasar menawarkan banyak sekali pilihan yang perlu di pertimbangkan oleh konsumen .Beberapa tahun kebelakang smartphone jenis Blackberry mampu merajai sektor smartphone di Indonesia yang kala itu blackberry mampu merebut dominasi Nokia dan Sony ericsson di pasar nasional.Dan kondisi yang sama terjadi saat ini ketika bermunculannya smartphone yang mengandalkan system operasi yang berbasis android dan perlahan namun pasti Blackberry mulai di tinggalkan oleh konsumen ditambah fitur BBM atau Blackberry Messenger kini telah dapat di nikmati oleh pengguna android hal ini semakin membuat Blackberry semakin redup sinarnya.Dan kini konsumen lebih memilih menggunakan smartphone berbasis android yang di tawarkan oleh produsen asal korea selatan yaitu Samsung walau secara umum banyak sekali produsen-produsen lain yang menawarkan smartphone dengan basis yang sama namun Samsung tetap mampu merajai pasar dan Berikut ini adalah hasil statistik data penjualan pada kuartal kedua tahun 2013 :

Data pengiriman ponsel Q2 2013
Dengan demikian merk Samsung merupakan pilihan utama konsumen di pasar global maupun pasar nasional.
Karena samsung merupakan merk yang di percaya oleh konsumen sebagai merk smartphone yang berkualitas sehingga konsumen memutuskan pembelian tersebut.
                                                                                            
                                                                                                             

                                                                                                                   PENULIS : WARNO

Sabtu, 23 November 2013

contoh-contoh paragraf pengembangan


1.PERBANDINGAN DAN PERTENTANGAN
            Kebijakan pemerintah mengenai mobil murah atau Low Cost Green Car (LCGC)  yang bertujuan agar masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah mampu memiliki sebuah mobil untuk beraktifitas .Namun di sisi lain banyak kalangan masyarakat bahkan para pemimpin-pemimpin daerah yang menentang dengan kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah itu, karena hal tersebut tidak sesuai dengan usaha mengurangi kemacetan dan beralih menggunakan ke kendaraan umum.Selain itu melihat volume jalan yang pertumbuhannya sangat kecil dan tidak sesuai dengan bertambahnya volume kendaraan di tambah dengan hadirnya mobil murah hal ini akan semakin membuat kemacetan semakin tinggi dan bertambah rumit.

2.ANALOGI
            Kejahatan kerah putih atau korupsi di negara ini sudah sangat memprihatinkan ,pejabat negara yang seharusnya menjadi wakil rakyat yang baik serta memfokuskan pada kemajuan bangsa namun ironi nya mereka-mereka sibuk dengan kepentingan pribadinya.Kita dapat melihat baru saja pejabat negara tertangkap oleh KPK karena korupsi tidak lama kemudian pejabat lain tertangkap oleh KPK hal ini bagaikan pepatah mati satu tumbuh seribu.Satu pejabat tertangkap tidak mengurai efek jera bagi pejabat lain namun malah menambah banyak pejabat-pejabat yang melakukan korupsi.
3.CONTOH
            Pulau Bali merupakan contoh destinasi pariwisata dan kebudayaan yang indah dan saling bersinergi untuk mengembangkan pulau Bali menjadi tempat idaman bagi wisatawan asing maupun wisatawan lokal.Keindahan pantai dan budaya lokal menjadi daya tarik utama pulau Bali.
4.KAUSAL
            Perkembangan gadget atau smartphone di Indonesia sangatlah pesat.Indonesia menjadi pasar yang baik bagi produsen smartphone seperti APPLE ,RIM ,SAMSUNG ,SONY ,NOKIA dll, produsen-produsen tersebut beraaing untuk menjadi leader di kelas gadget dan smartphone hal ini berakibat semakin banyaknya pilihan-pilihan yang dapat menjadi pertimbangan bagi konsumen atau masyarakat untuk memilih smartphone sesuai keinginan masing-masing.


5.UMUM KHUSUS/KHUSUS UMUM
            Alam beserta isinya adalah ciptahan ALLAH SWT . Manusia merupakan kholifah di muka bumi. Manusia sebagai makhluk yang memilki akal harus mampu menjaga bumi agar  tidak rusak . Manusia di izinkan ALLAH untuk memanfaatkan alam dengan segala sumberdayanya namun tidak di perbolehkan untuk merusaknya.
6.KLASIFIKASI
            Piala dunia merupakan ajang utama bagi sebuah tim nasional ,maka dari itu piala dunia memilki gengsi tersendiri.Untuk mampu berlaga di piala dunia sebuah tim nasional harus mengikuti kualifikasi sesuai klasifikasi-klasifikasi  sesuai aturan FIFA misalnya zona eropa ,zona amerika,zona afrika,zona asia ,zona oceania.Klasifikasi tersebut di lakukan untuk memudahkan babak kualifikasi dan dengan tujuan setiap benua memilki wakil untuk ajang piala dunia.
7. DEFINISI
            Skripsi merupakan syarat sebuah kelulusan , mahasiswa di tuntut untuk mampu menyelesaikan skripsi agar mendapat kelulusan setelah mengikuti acara perkuliahan selama delapan semester.
8.PROSES
            Membuat nasi goreng sangatlah mudah,hal pertama yang di lakukan adalah menghaluskan bumbu yang terdiri dari bawang merah,bawang putih,cabai dan penyedap rasa.Setelah halus kemudian masukkan kedalam wajan yang sebelumnya telah di beri minyak goreng kemudian masukkan nasi setelah iru aduk hingga merata dan tunggu hingga matang dan mengeluarkan aroma sedap dari nasi goreng tersebut.Setelah matang nasi goreng pun siap di sajikan .
9.SUDUT PANDANG
            Menurut Heizer dan Barry di dalam buku nya ,lokasi dan distribusi memilki hunungan yang erat di dalam ekonomi manajerial , bahkan Heizer dan Barry menyebutkan bahwa pemilihan lokasi dan distribusi yang baik merupakan investasi yang baik bagi sebuah perusahaan.
10.KLIMAKS DAN ANTI KLIMAKS
            Pembunuhan wanita di tempat kost rembulan sangat menggegerkan warga sekitar,hal ini menimbulkan pertanyaan siapa pembunuh wanita itu,setelah satu minggu akhirnya polisi mampu menggungkap kasus pembunuhan itu dan menangkap sang pembunuh yang tidak lain adalah kekasihnya sendiri.Sehingga pembunuh tersebut harus mempertanggung jawabkan kan perbuatannya di jeruji penjara.
           

           

Jumat, 15 November 2013

KALIMAT INTI DARI KALIMAT LUAS



KALIMAT INTI DARI KALIMAT LUAS
Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu atau menjadi kalimat inti.
a. Pola kalimat I = kata benda-kata kerja
Kalimat inti : Adik menangis.
Kalimat luas : Adik menangis karena terjatuh dari sepeda miliknya.
Kalimat inti :  Anjing dipukul.
Kalimat luas : Anjing dipukul menggunakan sapu itu.
Pola kalimat I disebut kalimat ”verbal”
b. Pola kalimat II = kata benda-kata sifat
Kalimat inti : Anak malas.
Kalimat luas : Anak malas tidak naik kelas
Kalimat inti : Gunung tinggi.
Kalimat luas : Gunung tinggi itu bernama gunung semeru
Pola kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”
c. Pola kalimat III = kata benda-kata benda
Kalimat inti : Bapak pengarang.
Kalimat luas : Bapak pengarang buku dongeng itu berasal dari bali
Kalimat inti :  Paman Guru
Kalimat luas : Paman guru di sekolahku baik sekali
Pola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.
d. Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbial
Kalimat inti : Ibu ke pasar.
Kalimat luas : Ibu kepasar sementara adik bermain di teras
Kalimat inti : Ayah dari kantor.
Kalimat luas : Ayah dari kantor membawa bingkisan untukku
Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial
e. Kalimat inti : Kakak membaca majalah
    kalimat luas : Kakak membaca majalah di teras sambil menikmati kopi
    Kalimat inti : Rista menggambar.
    Kalimat luas :Rista menggambar bunga teratai.

contoh kesalahan eksternal dan internal dalam tlisan



 Kesalahan Kalimat

Kesalahan kalimat dapat dibedakan dari dua segi, yakni kesalahan internal
dan kesalahan eksternal . Kesalahan internal adalah kesalahan kalimat yang
diukur dari unsur-unsur dalam kalimat, sedangkan kesalahan eksternal diukur dari
unsur luar kalimat yang bersangkutan. Di sini kesalahan eksternal itu diukur dari
kalimat-kalimat lain yang menjadi konteks atau lingkungannya.
Kesalahan dari segi internal dapat dipilah menjadi beberapa tipe. Tipe
pertama adalah kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi
tidak logis sebagaimana tampak pada contoh-contoh berikut. 
(1)  Menurut Habibi (dalam Nimbar, 1993)  menyatakan bahwa
ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan secara tepat
guna diarahkan untuk memberantas kemiskinan dan
keterbelakangan.
(2)  Dengan pemakaian pupuk urea pil dapat menyuburkan tanaman
dan meningkatkan produksi pertanian
(3)  Di dalam artikel itu menyuratkan bahwa sumber daya alam
yang bermacam-macam di Indonesia ini belum dimanfaatkan
secara maksimal.
(4)  Kepada semua informan mendapatkan dua macam instrumen
yaitu angket dan catatan kegiatan
Semua kalimat di atas merupakan kalimat yang tidak logis. Untuk membuktikan
itu dapat digunakan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi setiap kalimat itu. Pada
kalimat (1) dapat dinyatakan siapa yang  menyatakan. Jika dinyatakan hal itu,
jawaban tidak ada, walaupun bisa saja dijawab dengan Habibi. Akan tetapi,
Habibi pada kalimat (1) itu tidak  menempati pokok kalimat, melainkan
keterangan sebagaimana disyaratkan oleh kata mereka. Jadi, pertanyaan itu
sebenarnya tidak dapat dijawab dengan Habibi. Baru bisa dijawab dengan Habibi   3
jika kalimatnya diubah menjadi Habibi (dalam Nimbara, 1993) menyatakan
bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi  yang diterapkan secara tepat guna
diarahkan untuk memberantas kemiskinan dan keterbelakangan.
 Pertanyaan tentang pokok kalimat juga tidak dapat dikenakan pada kalimat
(2). Jika dipertanyakan dengan kalimat  Apa yang menyuburkan tanaman?,
jawaban tidak dapat dicari dalam kalimat itu. Barulah jawaban dapat ditemukan
jika frasa  dengan pemakaian  dihilangkan sehingga kalimatnya menjadi Pupuk
Urea Pil dapat menyuburkan tanaman dan meningkatkan produksi pertanian. 
Dengan pola pertanyaan yang sama, jawaban juga tidak dapat ditemukan dalam
kalimat (3). Jawaban baru dapat dicari jika kalimat (3) itu diubah menjadi
kalimat-kalimat di bawah ini :.
Artikel itu menyuratkan bahwa sumber daya alam yang bermacam-macam di
Indonesia ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
atau
Di dalam artikel itu tersurat (disuratkan) bahwa sumber daya alam yang
bermacam-macam di Indonesia ini Indonesia belum dimanfaatkan secara
maksimal.
Jika dipertanyakan dengan kalimat  Siapa yang mendapatkan dua macam
instrumen? Jawaban tidak dapat dicari dalam  kalimat (4). Jawaban terhadap
kalimat itu baru dapat diarahkan ke  semua informan jika kalimat (4) itu diubah
menjadi kalimat berikut.
Semua informan mendapatkan dua macam instrumen, yaitu angket dan catatan
kegiatan.
Alternatif lain yang merupakan ubahan kalimat (4) masih ada. Unsur mendapat
diubah menjadi diberikan sehingga terwujud kalimat yang logis berikut.   4
Kepada semua informan diberikan dua macam instrumen, yaitu angket dan
catatan kegiatan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa kelogisan kalimat akan
tampak pada kejelasan fungsional antarunsur kalimat. Kejelasan hubungan itu
ditampakkan pada hubungan antara unsur pokok (subjek), sebutan (predikat),
objek, pelengkap, dan keterangan. Ketidakjelasan hubungan fungsional dapat
menyebabkan gagasan dalam kalimat menjadi berbelit-belit sehingga sulit
dipahami orang lain sebagaimana tampak pada contoh-contoh berikut.
1.  Prestise pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam
usaha mencapai nafkah atau penghasilan, yang diutamakan di sini
pekerjaan responden atau suami dan ini berpedoman pada  Treiman
Accupational yang telah divalidasi yang telah  divalidasi dan reliabilitas,
sehingga skornya berbeda dengan berskala interval.
2.  Pertambahan penduduk dalam jumlah besar menyebabkan peningkatan
kemelaratan serta distribusi, pangan yang tidak mencukupi, kesemuanya
itu membantu bertambahnya jumlah penduduk yang lapar dan kurang gizi,
kekurangan gizi yang berkelanjutan menyebabkan kekurangan gizi
musiman atau kekuarangan gizi tetap yang secara teratur bahkan
merupakan bagian hidup dari banyak penduduk atau keluarga.
3.  Dalam sayuran daun hijau sudah terdapat pengadaan gizi yang lengkap,
pencernaan menjadi lancar, kesehatan dan kesejahteraan terjamin.
Disamping kesalahan logika, kesalahan kalimat dapat terjadi ketidaklengkapan.
Kalimat yang tidak lengkap itu hanya mengandung sebagian saja unsur-unsur
yang seharusnya ada. Perhatikan dua buah kalimat yang terdapat pada  teks
berikut!
(1) Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan. Sehingga pada pedagang
bunga mulai berusaha di bidang bisnis yang lain.   5
Kalimat kedua pada teks tersebut merupakan kalimat yang hanya diisi keterangan.
Akan lebih baik jika kalimat kedua itu diintegrasikan menjadi satu dengan kalimat
sebelumnya atau diupayakan menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri,
sebagaimana tampak pada hasil perbaikannya berikut.
(1a)Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan sehingga para
pedagang bunga mulai berusaha di bidang bisnis yang lain. 
atau
(1b)Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan. Para pedagang
bunga mulai berusaha dibidang bisnis yang lain.
Kalimat yang digunakan adalah kalimat-kalimat yang padat. Karena itu,
kalimat-kalimat yang boros dan kata-kata dipandang sebagai kalimat yang tidak
baik walaupun kalimat itu benar dari segi gramatika. Kalimat berikut ini
merupakan kalimat yang boros. Berdasarkan sifat masalah dan tujuan penelitian
ini maka rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan penelitian deskriptif. Kalimat tersebut dapat dibuat menjadi lebih
ringkas. Bandingkan kalimat itu dengan kalimat ringkas berikut:
Berdasarkan sifat masalah dan tujuan penelitian ini, rancangan penelitian yang
digunakan  adalah rancangan penelitian deskriptif
Kesalahan kalimat secara eksternal diukur dari cocok tidaknya sebuah
kalimat-kalimat yang lain. Perhatikan  kalimat-kalimat yang terdapat pada
paragraf berikut.
Proyek lembah Dieng terletak di dukuh Sumberjo, desa Kalisungo yang
termasuk dalam daerah Kabupaten Malang. Daerah Malang yang sejuk terdiri
dari pegunungan-pegunungan kecil.   6
Dua buah kalimat dalam paragraf tersebut benar-benar internal, tetapi salah secara
eksternal. Kedua kalimat itu tidak membentuk satu gagasan yang utuh dan padu
dalam paragraph.
C. Membetulkan Kesalahan Kalimat
Ada beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat.
1.Kalimat tanpa Subjek
Dalam menyusun sebuah kalimat seringkali dengan kata depan atau
preposisi, lalu verbanya menggunakan bentuk aktif atau berawalan meN-baik
dengan atau tanpa akhiran –kan. Dengan demikian dihasilkan kalimat – kalimat
salah seperti di bawah ini.
(1). Bagi yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
(2). Untuk perbaikan prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif
dari masyarakat.
(3). Dengan beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat
pedesaan.
 Untuk membetulkan kalimat di  atas dapat dilakukan dengan
a)  Menghilangkan kata depan pada masing – masing kalimat
tersebut, atau 
b)  Mengubah verba pada kalimat tersebut, misalnya dari aktif
menjadi pasif.
Jadi kemungkinan pembetulan kelima kalimat adalah
 (1) Yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.   7
(2) Perbaikan prasarana pengairan tersebut memerlukan partisipasi aktif
dari masyarakat.
(3) Hadirin yang menginginkan terbitan lembaran sastra dapat menghubungi
bagian sirkulasi.
(4) Beredarnya koran masik desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan
Dalam pembetulan di atas, maka subjeknya menjadi lebih jelas, yaitu berturut
– turut adalah yang merasa kehilangan buku tersebut, perbaikan prasarana
pengairan tarsebutpartisipasi aktif dari masyarakat, rapat lenglap fakults sastra ini,
pergantian pengurus, hadirin yang menginginkan terbitan lembaran sastra, dan
beredarnya koran masuk desa.
 Perlu dicatat bahwa dalam kalimat di atas tersusun dengan pola inversi,
subjeknya berada di belakang predikat. Terjadinya kesalahan seperti kalimat (1 s.d.
3) di atas karena mengacaukan dua struktur kalimat yang benar.

2. Kalimat dengan Objek Berkata Depan
 Kesalahan yang telah dibicarakan  di atas dapat dikatakan sebagai
kesalahan pemakaian kata depan pada awal kalimat yang biasanya diduduki
subjek. Kesalahan pemakaian kata depan  itu juga sering ditemui pada objek.
Sebagai contoh:
(5)  Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi mengenai soal harga,    tetapi
soal ada tidaknya barang itu. 
(6). Dalam setiap kesembatan mereka  tidak bosan – bosannya mendiskusikan
tentang dampak positif pembuatan waduk itu.   8
Kalimat (5) dan (6) dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan mengenai
pada kalimat (5) dan  tentang pada kalimat (6). Kesalahan seperti pada contoh (5
dan 6) ini juga terjadi karena mengacaukan dua bentuk yang benar, yaitu:
 
Membicarakan soal harga
 Berbicara mengenai soal harga
 Mendiskusikan dampak positif pembuatan waduk
 Berdiskusi tentang dampak positif pembuatan waduk
Perlu dicatat bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa verba dan
kata depan yang sudah merupakan paduan, misalnya:
 Bertentangan dengan, bergantung pada, berbicara tentang,
menyesal atas, keluar dari, sesuai dengan, serupa dengan.

3.Konstruksi Pemilik Berkata Depan
 Kesalahan pemakaian kata depan lain yang ditemui pada konstruksi frasa:
termilik + pemilik. Secara berlebihan  sering ditemui adanya kecenderungan
mengeksplisitkan hubungan antara termilik dengan permilik dengan memakai kata
depan dari atau daripada, misalnya:
  (7) Kebersihan lingkungan adalah keburtuhan dari warga.
  (8)Buku – buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
 Konstruksi frasa yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku –
buku daripada perpustakaan ini sering kita dengar dalam pidato – pidato
(umumnya tanpa teks). Misalnya:   9
(9)  Biaya dari pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada
harga – harga barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan konstruksi frasa yang tidak baku seperti di atas
hendaknya dihindari karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik” +
pemilik bersifat implisit. Karena terpengaruh oleh (antara lain) bahasa Jawa
hubungan “termilik + pemilik” sering dieksplesitkan dengan sufiks  –nya,
misalnya:  
 (10) rumahnya Heri
         bajunya Riki
pemakaian –nya  seperti contoh (16) perlu dihindari. Namun hal yang lain,
“termilik + pemilik itu perlu dipertegas dengan sufiks  –nya. Bandingkan kedua
contoh di bawah ini!
   guru Parman  dengan  gurunya Parman
         Bapak Martono dengan  bapaknya Martono
 Kesalahan yang sering terjadi ialah pemakaian verba seperti pada kalimat
di bawah ini, misalnya:
  (11) Setelah semuanya siap, mereka menaburi benih ikan yang terpilih.
 (12) (setiap bulan), kakaknya selalu mengirimi uang.
(13) Panitia menyerahkan hadiah lomba ketramilan remaja pada acara
penutupan.
 Kesalahan seperti kalimat (11)  dapat dibetulkan dengan melengkapi
‘tempat’ menaburi benih ikan yang terpilih, misalnya kolam itu, sehingga kalimat
yang betul adalah:
 (11a) Setelah semuanya siap, menaburi benih ikan yang terpilih kolam itu.   10
 (11b) Setelah semuanya siap, mereka mereka menaburi kolam itu dengan
benihikan yang terpilih.
 Dengan pembetulan itu, maka makna kalimatnya menjadi jelas. Jika
dipertahankan seperti kalimat (11a) makna kalimat itu tidak jelas karena dapat
ditafsirkan juga ‘menaburi sesuatu pada benuh yang terpilih’. Padahal penafsiran
yang demikian bukan yang dimaksud  dalam kalimat (11b).

4. Kalimat yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
 Dalam kalimat dasar, verba dapat dibedakan menjadi verba yang menuntut
hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu ‘pelaku’.
Dalam pembentukan kalimat, kesalahan yang mungkin terjadi ialah yang
penggunaan verba dua ‘pelaku’, namun salah satu ‘pelakunya’ tidak tercantumkan,
contoh: 
(12) Dalam perkelahian itu  dia berpukul-pukulan dengan
gencarnya. 
(13) Dalam seminar itu dia mendiskusikan perubahan sosial
masyarakat pedesaan sampai berjam – jam. 
Dalam kalimat ( 12 ) verba berpukul-pukulan menuntut hadirnya dua
pelaku, yaitu dia dan orang lain, misalnya Joni. 
( 13 ) Dalam perkelahian itu dia berpukul-pukulan dengan Joni.  
Demikian pula kalimat ( 13 ), di samping pelaku dia diperlukan hadirnya
pelaku lain sebagai mitra diskusi, misalnya para  pakar, sehingga kalimat ( 13 )
menjadi : 
( 13a ) Dalam seminar itu, dia mendiskusikan perubahan sosial
masyarakat pedesaan dengan para pakar.   11
5. Penempatan yang Salah Kata Aspek pada Kalimat Pasif Berpronomina
 Menurut kaidah, kanstruksi pasif berpronomina berpola aspek +
pronomina + verba dasar. Jadi tempat kata aspek adalah di depan pronomina.
Kesalahan yang sering terjadi ialah penempatan aspek di antara pronomina
dengan verba atau dalam pola: *pronomina + aspek +  verba dasar, misalnya 
(14 )  *saya sudah katakan bahwa…. 
 *kita sedang periksa….
 *kami telah teliti….
 Bentuk – bentuk seperti contoh ( 14 ) dapat dibetulkan dengan
memindahkan kata aspek ke depan pronomina menjadi sebagai berikut : 
( 14a ) sudah saya katakan bahwa …..
 sedang kita periksa ….
 telah kami teliti ….
6. Kesalahan Pemakaian Kata Sarana 
 Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana,kata sarana itu dapat
berupa kata depan dan kata penghubung. Kata depan lazimnya terdapat dalam satu
frasa depan, sedang kata penghubung umumnya terdapat dalam kalimat majemuk
baik yang setara maupun yang bertingkat. 
 Kesalahan pemakaian kata depan umumnya terjadi pada pemakaian kata
depan di, pada, dan dalam. Ketiga kata depan ini sering dikacaukan,misalnya: 
(15 ) Di saat istirahat penyuluh mendatangi para petani. 
( 16 ) Benih itu ditaburkan pada kolam yang baru. 
( 17 ) Dalam tahun 1965 terjadi pemberontakan G 30 S/PKI.    12
Kata depan di ( 15 ) seharusnya adalah  pada; kata depan pada (16 )
seharusnya  adalah dalam atau  ke dalam; kata depan  dalam ( 17 ) seharusnya
adalah pada.  
 Adapun kesalahan pemakaian kata penghubung umumnya terjadi karena
ketidaksesuaian antara pamakaian kata penghubung dan makna hubungan
antarklausanya, misalnya: 
( 18 ) Rapat hari ini ditunda berhubung peserta tidak memenuhi
kuorum
 Kata penghubung berhubung ( 18 ) seharusnya diganti karena atau sebab,
menjadi kalimat di bawah ini. 
( 18a ) Rapat hari ini ditunda karena peserta tidak memenuhi
kuorum. 
 Rapat hari ini ditunda sebab peserta tidak memenuhi
kuorum. 
 Dalam hal ini perlu dicatat bahwa pemakaian kata penghubung karena
sebaiknya tidak mengikuti verba disebabkan 
( 18b ) Rapat hari ini ditunda disebabkan karena peserta tidak memenuhi  
kuorum. 
 Pemakaian  disebabkan karena merupakan pemakaian yang berlebihan,
sehingga perlu dihemat seperti dalam kalimat berikut. 
(18c ) Rapat hari ini ditunda disebabkan peserta tidak memenuhi
kuorum.
 Kesalahan pemakaian kata penghubung lain, misalnya:    13
( 19 ) Penanaman rumput gajah bagi masyarakat pedesaan berguna untuk
menyediakan pakan ternak juga mencegah adanya penggembalaan
liar. 
( 20 ) Pemasukan negara dari sektor pariwisata cukup besar, maka
pemerintah  berusaha terus membangun daerah-daerah wisata
baru.
 Pemakaian kata  juga ( 19 ) seharusnya diganti kata dan, sedangkan kata
maka ( 20 ) tidak tepat karena kata maka lazimnya hadir berpasangan dengan kata
penghubung karena. Kalimat ( 20 ) akan lebih tepat jika diubah menjadi : 
( 20a ) Karena pemasukan negara dari sektor pariwisata cukup besar, maka
pemerintah berusaha membangun daerah-daerah wisata baru. 

Sumber : http://edigunawan01.blogspot.com/2013/04/membetulkan-dan-mengefektifkan-kalimat.html